Perdagangan China Defisit Kuartal Pertama Tahun 2011

11.20

Perdagangan Internasional

China mengalami defisit perdagangan pada Januari-Maret, meskipun berhasil kembali surplus untuk Maret, menurut data pemerintah yang dirilis Minggu (10/4).

Pada kuartal pertama 2011, perdagangan China mencapai defisit US$ 1,02 miliar, kejatuhan kuartalan pertama sejak 2004, menurut Administrasi Umum Bea Cukai.

Pada Maret kemarin, China mencatat surplus US$ 140 juta dibandingkan dengan defisit US$ 7,3 miliar pada Februari, karena ekspor naik 35,8% dari tahun sebelumnya, sedangkan impor naik 27,3%.

Surplus ini dibandingkan dengan perkiraan defisit sebesar US$ 4,2 miliar, menurut survei ekonom Reuters. Sedangkan survei Dow Jones Newswires memproyeksikan defisit US$ 4,0 miliar.

Triwulan pertama ini perdagangan Cina mengalami defisit. Hal ini merupakan defisit pertama dalam tujuh tahun terakhir. Cina berhasil mengurangi tekanan yang memungkinkan semakin cepatnya apresiasi yuan.

Negara dengan ekonomi terbesar di Asia ini mengalami defisit sebesar US$ 1,02 miliar dalam tiga bulan pertama tahun ini dibanding surplus US$ 13,9 miliar. Selain itu angka impor melonjak hingga 32,6 persen mencapai rekor kuartalan US$ 400,7 miliar. Peningkatan ini didukung meningkatnya permintaan domestik dan tingginya harga komoditas global.

Beberapa mitra dagang China seperti Amerika Serikat mengatakan percepatan apresiasi yuan sangat diperlukan untuk membantu mengatasi ketidakseimbangan global yang mempengaruhi krisis keuangan global. Perdana Menteri Cina Wen Jiabao menyebut reformasi nilai tukar yuan harus dilakukan bertahap untuk menjaga stabilitas sosial. "Peningkatan permintaan domestik adalah cara terbaik untuk berkontribusi," katanya.

Ekonom dari Mizuho Securities Asia Ltd Shen Jianguang menyebut defisit perdagangan yang terjadi adalah tanda bahwa upaya rebalancing China yang maju terjadi lebih cepat dibanding yang dipikirkan banyak orang. Shen berharap surplus perdagangan terus turun menjadi di bawah US$ 150 miliar tahun ini dari US$ 183 miliar tahun lalu.

Data bea cukai China menunjukkan surplus perdagangan tahun 2009 US$ 196 miliar turun dari rekor US$ 295 miliar pada tahun 2008. Defisit perdagangan Cina pertama kali terjadi pada triwulan pertama tahun 2004. Ketika itu Cina mengalami defisit perdagangan hingga US$ 8 miliar.

Meski begitu lonjakan harga komoditas yang memberi kontribusi pada defisit perdagangan kuartal pertama justru dikhawatirkan akan memberi tekanan inflasi. Menurut data Bea Cukai pengiriman minyak mentah pada kuartal pertama naik 12 persen menjadi US$ 43,7 miliar. Biaya impor bijih besi melonjak 82,5 persen menjadi $ 27,7 miliar sementara jumlah logam naik 14,4 persen.

Ekonom Australia & Selandia Baru Banking Group yang sebelumnya bekerja untuk Bank Dunia Liu Li-Gang menyebut China masih akan menghadapi tekanan kuat dari inflasi impor. "Sementara itu pemerintah dapat menggunakan subsidi fiskal untuk mengimbanginya dan menahan inflasi akibat impor," ujar Liu.Liu memperkirakan tahun ini yuan akan meningkat 6 persen terhadap dolar.

Surplus perdagangan dan kontrol mata uang telah meningkatkan devisa Cina. Hal ini di sisi lain dikhawatirkan menjadi penyebab ketidakseimbangan ekonomi global. Atas kondisi ini pemerintah Amerika Serikat menyebut Yuan sebagai penyebab ketidakseimbangan dalam perdagangan bilateral. Di sisi lain Cina menyoroti kebijakan pembatasan ekspor AS pada produk teknologi tinggi.

Dalam waktu dekat Bank sentral China akan mengumumkan kepemilikan valuta asing negara. Menurut data bloomberg jumlah cadangan valuta asing Cina sudah mencapai US$ 2,98 triliun pada kuartal pertama.

You Might Also Like

0 comments

Like us on Facebook

Flickr Images